Sabtu, 24 Mei 2008

Tips agar menepati janji

Anda pasti pernah berfikir bahwa Anda terlalu cepat membuat janji. Janji itu Anda ucapkan begitu saja tanpa dipikirkan lebih dahulu.
Pada saat pergantian tahun bersama teman-temannya, Dani berjanji di hadapan teman-temannya tidak akan minum-minuman beralkohol lagi. “Mau bertobat, sayang uang dikeluarkan untuk beli minuman beralkohol.”, kata Dani.
Namun seminggu setelahnya Dani kembali lagi ke kafe dan minum-minum lagi.
Begitulah contoh ilustrasi apabila seseorang berjanji tanpa difikirkan terlebih dahulu.

Lalu apa yang harus dilakukan sebelum Anda membuat janji?

1. Pikir, pertimbangkan dan renungkan.
Sebelum Anda membuat janji terutama dengan melibatkan orang lain, Anda harus memikirkannya terlebih dahulu serta mempertimbangkan dan merenungkannya apakah tepat apa tidak terhadap janji yang akan Anda buat.
Misalnya saat akan mereferensikan teman di tempat kerja Anda. Sebelum berjanji dengan teman Anda tersebut sebaiknya dipertimbangkan terlebih dahulu. Apakah teman Anda tersebut secara administratif misalnya telah memenuhi syarat. Juga apakah tempat kerja Anda bisa menerima dia sesuai dengan posisi yang diinginkan, dan lain sebagainya.

2. Berjanji untuk diri sendiri.
Walaupun tidak melibatkan orang lain, justru janji yang ditujukan untuk diri sendiri malah jarang untuk ditepati. Apabila Anda berjanji untuk kepentingan diri sendiri, maka Anda harus komitmen terhadap janji tersebut. Karena bila Anda tidak berkomitmen untuk menepatinya tidak akan ada orang yang tahu, tetapi kadang secara mental Anda akan sedikit terbebani. Jadi tetaplah konsisten terhadap janji yang telah Anda buat sendiri tersebut.

3. Pikirkan konsekuensinya.
Karyo adalah perokok berat sampai-sampai dia dijuluki dengan sebutan “Kereta Api” oleh teman-temannya karena tidak pernah lepas dari rokok. Suatu saat Karyo masuk rumah sakit karena dadanya merasa sangat sakit. Dokter mendiagnosis bahwa ada yang tidak beres dengan paru-parunya. Sejak saat itu Karyo berjanji tidak akan merokok lagi.
Sebulan kemudian seorang ibu di sebelah rumahnya mengalami sakit pada paru-parunya, padahal ibu itu tidak pernah merokok. Karyo menjadikan hal tersebut sebagai pembenar bahwa merokok tidak ada hubungannya dengan sakit paru-paru. Maka Karyo pun merokok lagi. Padahal jelas terbukti bahwa merokok dapat mengganggu kesehatan. Maka pikirkanlah konsekuensinya sebelum melanggar janji dan memulai kebiasaan buruk lagi.

4. Sesuaikan dengan kemampuan.
Membuat janji sesuai dengan kemampuan bukan berarti meragukan kemampuan kita masing-masing. Saat Anda membuat janji temukan motifasi yang kuat dalam janji tersebut, apalagi untuk hal-hal yang sekiranya diluar kemampuan. Karena apabila Anda membuat janji diluar kemampuan, sedangkan Anda tidak cukup termotifasi, maka besar kemungkinan Anda tidak akan dapat untuk memenuhi janji tersebut.

Tidak ada komentar: