Jumat, 30 Mei 2008

Kebiasaan gonta-ganti pacar

Masa remaja / masa muda adalah masa paling indah jadi nikmatilah selagi masih muda. Kalo dah tua, gak kuat lagi ntar.. he..he.. Bagi yang mempunyai “modal lebih” dalam mencari pacar, sebaiknya kesempatan tersebut dimanfaatkan sebaik-baiknya. Dalam komunitas anak muda, seorang yang cepat mendapatkan pacar ataupun yang sering mendapatkan pacar baru sering dicap sebagai “playboy”, begitulah sebutannya di era 80-an. Kalau menurut saya (penulis), bukan lagi playboy tapi diistilahkan dengan “sehat”. Lantas apa hubungan gonta-ganti pacar dengan istilah “sehat” tersebut ?? Sepintas penulis mengamati perbedaan orang-orang yang berpacar tetap (pacarnya itu-itu…… saja) dengan yang sering bergonta-ganti pacar. Hasil dari wawancara dengan mereka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Lebih “berkeringat”. Tentu saja. Orang yang sering berganti pacar harus melakukan banyak penyesuaian baru. Masing-masing orang memiliki style yang berbeda-beda. Kadang saat usia hubungan belum terlalu lama mereka sering salah menilai/menduga tentang pasangannya sehingga acapkali menimbulkan keringat di kepala. Belum lagi kalo pasangan barunya lebih agresif, suka ngajak jogging misalnya, atau ngajak beraktivitas lain yang menimbulkan berkeringat lebih banyak (apakah itu ???. jawab aja fitness).
2. Lebih dag-dig-dug-serrr. Berhubungan dengan orang baru tentu menimbulkan fantasi yang lain daripada berhubungan dengan orang yang itu-itu saja. Misalnya : Si pacar ngajak kita kenalan ma ortunya. Seru kan, padahal baru aja sebulan kenalan. Pada beberapa orang, hal ini menimbulkan suatu kenikmatan yang lain daripada yang datar-datar saja.
3. Lebih agresif dan dinamis. Rata-rata orang yang senang gonta-ganti pacar, hidupnya lebih agresif. Mereka suka mencari tantangan baru atau hal baru yang lain. Daripada yang jarang berganti pacar, penggemar gonta-ganti pasangan hidupnya lebih dinamis. Mereka sering melakukan satu aktifitas tetapi dengan sudut pandang ataupun cara yang berbeda-beda. Selalu ada ide-ide baru yang muncul.
4. Lebih labil (tidak stabil). Dalam iklan rokok di televisi, “gonta-ganti pacar=gonta-ganti istri”. Jawabnya memang belum tentu. Bisa saja saat sudah berumah tangga jadi insaf karena telah menemukan pasangan yang tepat dari sekian banyak pembanding. Namun hati-hati bagi mereka yang memang sangat “menikmati” pola hubungan yang berganti-ganti, bisa bisa istri dianggap layaknya pacar, bisa dengan mudah dicerai, kalo ingin lagi ya rujuk aja.. Jangan seperti itu.

Semoga bagi mereka yang senang ataupun tidak senang bergonta-ganti pacar sebaiknya selalu melihat dari kacamata positif saja. Sebab apabila salah dalam menentukan sudut pandang, bisa-bisa hal ini dapat menjadi nikmat, mengumbar syahwat dan akhirnya kiamat… Sekian.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

makanya mending setia

(seiap tikungan ada) hehe